PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA
Pada hari ke 2o penyerangan Isral ke Palestina menimbukan berbagai macam kerusakan infrakstruktur sosial dan lain-lain. Hingga saat ini tercatat sekitar 1024 korban jiwa meninggal, 3700 luka-luka sebagian besar adalah anak-anak dan wanita.
Berdasarkan kajian historis, Palestina memiliki keunikan tersendiri, karena di wilayah ini telah bermuara tiga agama samawi, yakni Yahudi, Nasrani, dan Islam. Kota Yerusalem (Al Quds) merupakan tempat suci bagi ketiga agama tersebut. Di sinilah lletak pertemuan risalah para nabi yang membawa ajaran wahyu.
Pertemuan ketiga agama langit ini, seringkali menimbulkan konflik dan melahirkan peristiwa-peristiwa besar yang menyebabkan perseteruan berkepanjangan. Dimensi keagamaan teleh digeserkan oleh praktek-prektek politis yang diwarnai oleh hawa nafsu keserakahan dan arogansi.
Peradaban Palestina sebenarnya telah mulai dibangun sejak 40 000 tahun yang silam. Kedatangan imigran Yahudi ke Palestina untuk pertama kali terjadi pada masa Nabi Musa. Pada waktu itu, bangsa Yahudi melakukan eksodus, melarikan diri dari pengejaran Fir’aun dari Mesir. Bangsa ini telah memiliki tingkat peradaban yang tinggi (dari segi teknologi).
Kekuasaan bangsa Yahudi di negeri Palestina, mengalami kehancuran ketika bangsa ini mendapat serangan dari Babilonia. Di samping itu, mereka sendiri mengalami konflik internal. Hingga akhirnya bangsa Yahudi kalah dan diusir dari tanah Palestina. Sejak saat itu, bangsa Yahudi mengalami masa diaspora, yakni terpencar-pencar di berbagai negara di seluruh dunia.
Dalam kondisi diaspora tersebut, orang-orang Yahudi terus berusaha menyusun kekuatan untuk menguasai kembali Palestina dan membentuk negara di sana yang pada waktu itu, berada di bawah kekuasaan Turki Utsmani. Tokoh-tokoh Yahudi yang gencar melancarkan upaya pendudukan Palestina adalah Mosses Hess (1862), Leo Pinkster (1882), dan Theodore Herzl. Mereka menggagas gerakan “Kembali ke Bukit Zion”, yang kemudian melahirkan gerakan internasional yang dikenal dengan nama Zionisme. Mereka sangat bernafsu untuk membumihanguskan umat Islam di dunia.
Gerakan Yahudi ini mendapat dukungan kuat dari negara-negara barat, terutama Inggris dan AS. Hal ini akibat lobi-lobi Yahudi yang mampu mencengkeramkan tangan-tangannya di negeri-negeri sekuler Barat.
Pada tahun 1917, bangsa Yahudi sempat mendapat jaminan dari Inggris untuk mendirikan negara di Palestina. Imigran Yahudi waktu itu baru mencapai 56.000 orang (sekitar 8% dari warga Yahudi).
Bangsa Yahudi menghalalkan segala cara untuk bisa menguasai Palestina. Pada tanggal 14 Mei 1948 dengan penuh kelicikan, Yahudi memproklamasikan kemerdekaannya, meskipun mendapat kecaman keras dari bangsa Palestina dan bangsa-bangsa Arab lainnya. Setelah itu, jutaan rakyat Palestina terusir dari negerinya sendiri dan mengalami kesengsaraan akibat penindasan dan berbagai tindak kekejaman Yahudi. Sebagaimana firman Allah : Surat Al-Baqarah : 120 yang berbunyi :
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
Perlawanan rakyat sipil Palestina mulai bangkit pada tahun 1980-an. Kebangkitan ini muncul seiring dengan mulai maraknya aktivitas keagamaan dari umat Islam di wilayah itu. Gerakan Islam ini menjadi perjuangan alternatif bagi bangsa Palestina, setelah ideologi sosialisme dan nasionalisme menjalani kemunduran.
Puncaknya, rakyat sipil menggalang kekuatan untuk melawan imperialis Yahudi dengan melancarkan gerakan Intifadhah pada tahun 1987. Gerakan ini memberikan nuansa baru bagi perjuangan Palestina dan menjadi momentum bagi kemunculan HAMAS (Harakah Al Muqawwamah Al Islamiyyah), sebuah Gerakan Perlawanan Islam di Palestina.
Gerakan HAMAS ini dipimpin oleh seorang ulama kharismatis Palestina, Almarhum Syekh Ahmad Yasin. Mereka gigih berjuang untuk meraih kembali kemerdekaan Palestina, karena diyakini berdasarkan perspektif idealis Islam bahwa negeri itu milik kaum muslim yang wajib direbut kembali, sebagaimana Shalahuddin Al Ayubi berhasil membebaskan Al Quds dari cengkeraman kolonialis Yahudi pada masa Perang Salib.
Bangsa-bangsa muslim di dunia hendaknya melihat kondisi penderitaan berkepanjangan bangsa muslim Palestina tersebut sebagai realitas umat yang harus turut dibantu perjuangannya bukan malah sebaliknya. Sikap lemah dan segala bentuk kooperatif lainnya yang hanya akan memberikan keuntungan bagi bangsa kolonialis imperialis Yahudi tidak bisa diterima. Hal ini akan berarti pengkhianatan terhadap perjuangan saudara-saudara muslim kita di Palestina.
0 Responses to “PERJUANGAN RAKYAT PALESTINA”:
Posting Komentar