MENYAMBUT TAMU AGUNG
Sebentar lagi kaum muslimin akan bertemu dengan tamu agung, bulan ramadhan. Ramadhan adalah bulan suci bagi kaum muslimin, bulan penuh kebaikan dan barakah, sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala dan membentuk diri menjadi pribadi taqwa. Di dalamnya Allah melipatkan pahala dan mengagungkan karuniaNya. Setiap muslim yang masih mendapatkan kesempatan bertemu bulan mulia ini, hendaklah mengisinya dengan berbagai macam ibadah dan amalan-amalan shalih. Beberapa hal yang bisa lakukan dalam menyambut Ramadhan:
A. Berdoa ketika masuk bulan baru
Bersyukur merupakan adab muslimin atas ni’mat yang didapat dari Allah Subhanallaahu wa Ta’ala, salah satunya adalah ni’mat panjang umur dan bisa bertemu dengan bulan baru. Rasulullah Shalallaahu alaihi wassalam memberikan contoh doa ketika bertemu bulan baru:
“Allah Maha Besar, ya Allah, jadikanlah (bulan ini) bagi kami (bulan yang penuh) keamanan dan keimanan, keselamatan dan keislaman, serta bimbingan (untuk bisa mengamalkan) amal-amal yang Engka cintai dan ridhai, Rabb kami dan Rabb kalian (hanyalah) Allah. (HR Tirmidzi dan Ad Darimi dari Ibn Umar radhiallaahu anhu).
Membaca doa tersebut merupakan kebiasaan yang dilakukan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam setiap terjadi pergantian bulan, agar bulan yang baru datang menjadi lebih baik dibanding bulang sebelumnya yang baru saja dijalani. Maka sudah menjadi keharusan kita berdoa ketika bulan Ramadhan nanti datang agar diberi kemampuan untuk mengisinya dengan amal ibadah yang lebih baik dari Ramadhan kemarin.
B. Melaksanakan puasa wajib
Di dalam bulan Ramadhan terdapat sebuah amalan agung, yaitu puasa, sebuah amal ibadah yang menjadi kewajiban seluruh kaum muslimin yang beriman dan telah memenuhi syarat; baligh, berakal, mampu (sehat), tidak dalam keadaan syafar. Allah Subhanallaahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al Baqarah: 183
“Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana (telah diwajibkan) atas orang-orang sebelum kalian agar menjadi orang-orang yang bertaqwa”.
Ibadah puasa yang dilaksanakan dengan keimanan dan keikhlasan akan menghantarkan pengampunan dosa-dosa yang pernah dilakukan.
“Barangsiapa (yang melaksanakan) puasa ramadhan dengan iman dan ikhlas serta berhati-hati (atas puasanya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu”. (Muttafaqun alaihi).
Surga adalah balasan bagi orang-orang yang puasanya diterima Allah Subhanallahu wa Ta’ala, bahkan disediakan surga khusus bagi mereka.
إِنَّ فى الجَنَّةِ بَابًا, يُقالُ لَهُ الرَّيَّـــانُ, يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّــائِــمون يوم القيامة,لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيرُهُمْ,..... (متفق عليه)
“Sesungguhnya terdapat sebuah pintu di surga, bernama “Ar Rayyan”, pada hari hari qiamat (kelak) orang-orang (yang memiliki amal) puasa akan masuk melaluinya, dan tidak (boleh) masuk kecuali mereka…. (Muttafaqun alaihi).
Doa orang-orang yang berpuasa selalu dikabulkan, sebagaimana hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dari Amr ibn Ash: “Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa ketika berbuka, dia memiliki doa dan ketika dia berdoa, maka doanya tidak akan ditolak”. (HR Abu Daud).
Orang yang berpuasa harus mengindarkan diri dari perkara yang merusak ibadahnya. Rasulullah Shalallaahu alaihi wassalam bersabda: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan justru melakukannya (padahal dia sedang berpuasa), maka Allah tidak butuh lapar dan dahaganya”. (HR Bukhari).
Termasuk keutamaan amal adalah mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka. Hadits Rasulullah Shalallaahu alaihi wassalam dari Sahl ibn Sa’ad: “Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka”. (HR Bukhari Muslim). Dari Zaid ibn Tsabit radhiallaahu anhu ditanya jarak antara selesai sahurnya Rasulullah dengan salat subuh maka dijawab: “sekitar (orang membaca) lima puluh ayat Al Qur’an”. (Mutafaqqun alaihi).
C. Melaksanakan qiyamul lail
Qiyamul lail merupakan salah satu syarat menjadi seorang ibadurrahman, hamba yang dikasihi Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Khusus dalam bulan Ramadhan kita mengenalnya dengan istilah shalat tarawih, yang berarti shalat malam yang diselingi waktu (untuk) istirahat. Maka hendaknya kita menghidupkan malam-malam ramadhan dengan shalat tarawih untuk mendapatkan keutamaannya. Dan yang lebih penting, qiyamul lail bukanlah amal yang hanya dilaksanakan di bulan Ramadhan, melainkan amal yang harus kita jaga keistiqamahannya di bulan-bulan yang lain.
D. Qira’atul Qur’an
Membaca Al Qur’an memiliki banyak keutamaan, maka bulan Ramadhan harus lebih digiatkan lagi untuk mendapatkan limpahan pahala.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wassalam bersabda: “Bacalah Al Qur’an karena sesungguhnya Al Qur’an akan datang pada hari qiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya”. (HR Muslim).
Beliau juga bersabda: “Barang siapa yang membaca satu huruf Al Qur’an maka baginya satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan tersebut akan dilipatkan menjadi sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Aliif Laam Miim itu satu huruf, tetapi Aliif satu huruf, Laam satu huruf, Miim satu huruf”. (HR Tirmidzi dari Ibn Mas’ud radhiallaahu anhu dengan sanad hasan).
Ibrahim Al Khawash radhiallaahu anhu menyebutkan 5 (lima) obat hati: membaca Al Qur’an dengan tadabbur (merenungkan isi dan maknanya), mengosongkan perut (berpuasa), qiyamul lail (shalat malam), merendahkan diri di hadapan Allah, berteman dengan orang-orang shalih.
E. Memperbanyak shadaqah
Bershadaqah adalah salah satu kesempatan untuk meraih ridha dan maghfirah Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Dalam bulan ramadhan yang penuh berkah, memberikan santapan berbuka bagi orang-orang yang berpuasa adalah termasuk shadaqah yang dianjurkan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wassalam.
مَ“Barangsiapa yang memberikan ifthar (buka puasa) bagi orang yang berpuasa maka baginya pahala yang semisal dengan orang yang berpuasa tersebut, tanpa (sedikitpun) mengurangi pahala orang yang berpuasa”. (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Ibn Majah).
F. Mencari Lailatul Qadar
Diantara keutamaan bulan suci Ramadhan adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, lailatul qadar. Riwayat dari Qatadah dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu: (pada malam itu) para malaikat turun ke bumi yang jumlahnya melebihi jumlah kerikil, turun bersama-sama barakah dan rahmat.
Perintah Rasulullah Shalallaahu alaihi wassalam tentang malam lailatul qadar:
“Carilah lailatul qadar pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan”. (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad dari Aisyah radhiallaahu anha).
Tentu banyak dari kaum muslimin untuk bisa mendapatkan keutamaan lailatul qadar ini, maka meskipun indikasi datangya disebutkan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, tidak berarti kita hanya mengoptimalkan ibadah pada hari-hari tersebut, tetapi harus dipersiapkan semenjak awal Ramadhan bahkan hari-hari sebelumnya.
G. I’tikaf
I’tikaf adalah berdiam di masjid dalam waktu tertentu dengan meniatkan diri untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Dari Ibn Umar radhiallaahu anhu memberitakan bahwa Rasulullah Shalallaau alaihi wassalam biasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan, dan dari Aisyah radhiallaahu anha beliau melaksanakan yang demikian sampai Allah mewafatkannya.
Selamat menyambut tamu agung, semoga Allah Subhanallahu wa Ta’ala menguatkan diri kita dan kaum muslimin untuk mampu menjalankan ibadah-ibadah di bulan mulia ramadhan, sehingga selamat dari amal yang mengurangi nilai pahala dan menghantarkan kita meraih keutamaan lailatul qadar dan mampu menjadi pribadi bertaqwa. Amin. Sekali lagi marhabban ya ramadhan.

0 Responses to “MENYAMBUT TAMU AGUNG”:
Posting Komentar