A. KEYAKINAN, PEMAHAMAN DAN PENGHAYATAN SERTA PENGAMALAN
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul (QS Asy-Syura/42:13, sebagai hidayah dan rahmat Allah bagi ummat manusia sepanjang massa yang menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, duniawi dan ukhrawi. Agama Islam yakni Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi akhir zaman, ialah ajaran yang diturunkan Allah yang tercantum dalam Al-Qur`an dan Sunnah Nabi yang shahih (maqbul) berupa perintah-perintah, larangan-larangan dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hidup manusia didunia dan akhirat. Ajaran Islam bersifat menyeluruh dalam arti satu dengan lainnya tidak bisa dipisah-pisahkan yang meliputi bidang-bidang: Aqidah, Akhlaq, Ibadah dan muamalah duniawiyah.
Islam adalah agama untuk menyerahkan diri semata-mata kepada Allah (QS An-Nisa/4:125), Agama yang sesuai dengan fitrah manusia (QS Ar Rum/30:30) Agama yang menjadi petunjuk manusia (Al Baqarah/2:185), Agama yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan sesama (QS Ali Imron/3:112) Agama yang menjadi rahmat bagi semesta Alam (QS Al-Anbiya/21:107). Islam satu-satunya Agama yang diridhai Allah (QS Ali Imron/3:19) dan agama yang sempurna (QS Al Maidah/5:3).
Dengan beragama Islam maka setiap muslim memiliki dasar/landasan hidup Tauhid kepada Allah (QS Al Ikhlas/112: 1-4), fungsi/peran dalam kehidupan berupa ibadah (QS Adz-Dzariyat/51:56) dan menjalankan kekhalifahan (QS Al Baqarah/2:30) dan bertujuan untuk mencari Ridha serta karunia Allah SWT (QS Al-Fath/48:24).
Islam yang mulia dan utama itu akan menjadi kenyataan dalam kehidupan disunia apabila benar-benar diimani, difahami, dihayati dan diamalkan oleh seluruh pemeluknya (orang Islam, umat Islam) secara totalitas atau Kaffah (QS Al-Baqarah/2:208) dan penuh ketundukkan atau penyerahan diri (QS Al-An`am/6:161-163). Dengan pengamalan Islam yang sepenuh hati dan sungguh-sungguh itu maka terbentuk manusia muslimin yang memiliki sifat-sifat utama yang meliputi:
a. Kepribadian Muslim (QS Al Baqarah/2:112, 133, 136,256; Ali Imron/3:19, 52, 82, 85 dll)
b. Kepribadian Mukmin (QS Al Baqarah/2:2-4, 165, 213-214,285)
c. Kepribadian Muhsin dalam arti berahlaq mulia (QS Al Baqarah/2: 2-4, 177, 183)
d. Kepribadian Mutaqin (QS Al Baqarah/2: 58, 112).
Setiap muslim yang berjiwa mukmin, muhsin dan mutaqin yang paripurna itu dituntut untuk memiliki keyakinan (aqidah) berdasarkan tauhid yang istiqamah dan bersih dari syirik, bid`ah dan khurafat; memiliki cara berfikir bayani (mendasarkan pada nash-nash yang saling menjelaskan), burhani (mendasarkan pada bukti-bukti atau dalil ilmiah yang pasti) dan irfani (mendasarkan pada fikiran yang mendalam dan hati nurani); dan perilaku serta tindakan yang senantiasa dilandasi oleh dan mencerminkan akhlaq karimah yang menjadi rahmatan lil`alamin.
Dalam kehidupan diakhirat nanti, pada hakikatnya Islam yang serba utama itu benar-benar dapat dirasakan, diamati, ditunjukkan, dibuktikan dan membuahkan rahmat bagi semesta alam sebagai sebuah manhaj kehidupan (sistem kehidupan) apabila seungguh-sungguh secara nyata diamalkan oleh para pemeluknya. Dengan demikian Islam menjadi sistem keyakinan, sistem pemikiran dan sistem tindakan yang menyatu dalam demi setiap muslim dan kaum muslimin sebagaimana menjadi pesan utama risalah dakwah Islam.
Dakwah Islam sebagai wujud menyeru dan membawa umat manusia ke jalan Allah (QS Yusuf/12:108) pada dasarnya harus dimulai dari orang-orang Islam sebagai pelaku dakwah itu sendiri (ibda`binafsih) sebelum berdakwah kepada orang lain sesuai dengan seruan Allah: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa Api Neraka (QS At-Tahrim/66:6). Upaya mewujudkan Islam dalam kehidupan dilakukan melalui dakwah itu ialah mengajak kepada kebaikan (amru bil ma`ruf) mencegah kemungkaran (nahyu`amil munkar) dan mengajak untuk beriman (tu`minuna billah) guna terwujudnya umat yang sebaik-baiknya atau Khairu ummah QS-Ali Imran/3:104)
Potensi ruhani yang pokok meliputi: berfikir, merasa dan percaya. Ketiga potensi itu disebut: rasio, rasa dan iman. Ketiga-tiganya merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh yang harus dibina dan dikembangkan secara bersama dan berimbang. Di dalam Al-Qur`an, kesatuan yang bulat dari potensi itu disebut Fuad yang dimaknakan akal, budi pekerti dan hati nurani.
Pengembangan kegiatan-kegiatan Fuad secara sistematis akan memberikan hasil yang disebut sain dan teknologi. Pengembangan ekspresi (ungkapan) rasa akan melahirkan seni (art) dan pengembangan potensi iman akan membuahkan aqidah, akhlaq dan syari`ah. Disamping itu pengembangan pada potensi-potensi tertentu secara khusus akan melahirkan spesialisasi pada bidang tertentu. Pada penekanan pada pengembangan akal yang ada pada potensi rasio yang bersangkutan akan berkembang menjadi scientist. Jika yang ditekankan pada potensi iman yang bersangkutan akan berkembang menjadi ulama. Sedangkan bila yang dipilih pada potensi rasa akan berkembang menjadi seniman. Pengembangan ketiga potensi tadi apabila dilakukan dengan serius dan sungguh-sungguh serta harmonis akan melahirkan saintis muslim yang soleh atau seniman muslim yang bijaksana dan ulama Islam yang cendekiawan.
Mereka inilah orang-orang yang fuad yang akalnya dibidik dan dikembangkan dalam kehidupan yang Islami, merupakan insan pembangun sejati dan khalifah dimuka bumi yang mampu menegakkan kebudayaan setinggi-tingginya dan mampu mengislamkan kebudayaannya sehingga menjadi teladan bagi seluruh ummat manusia.
Berdasarkan pada keyakinan, pemahaman dan penghayatan Islam yang mendalam dan menyeluruh itu maka bagi segenap Mahasiswa UMM merupakan kewajiban yang mutlak untuk melaksanakan dan mengamalkan Islam dalam seluruh kehidupan dengan jalan mempraktikkan hidup Islami dalam lingkungan sendiri sebelum mendakwahkan Islam kepada pihak lain.
B. KEPRIBADIAN MUSLIM SEUTUHNYA
Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang sangat istimewa dimuka bumi. Kejadiannya diumumkan secara khusus dimuka para malaikat dan dia diberi Jabatan sebagai khalifah simuka bumi (QS. Al-Baqarah/2:30). Agar memahami keistimewaan potensi manusia, perlu direnungkan tentang penciptaan manusia seperti dalam firman-Nya (QS Al-`Araf/7:11; QS Al Mukminun/23:12).
Keistimewaan manusia menurut firman Allah antara lain: Struktur tubuh yang kokoh dan seimbang, lincah dan kuat. Disamping itu yang khas adalah Ruh insaniah danm jasmaniah. Perpaduan ruh insaniah dan jasmani ini akan membentuk jasad yang serasi dan harmonis diberi tanggung jawab amanat agar mengamalkan agama Islam dengan sungguh-sungguh dan Ikhlas.
Manusia lahir dalam keadaan suci dan serba kekurangan tidak membawa harta benda, serta tidak mengetahui suatu apapun karena belum bisa mendengar, melihat dan membaca (QS-An-Nahl/16:78) awal dari perkembangan kehidupan manusia berada pada potensi rochani
C. JATI DIRI MAHASISWA MUSLIM
Sesungguhnya kebutuhan agama pada manusia khususnya agama Islam merupakan kebutuhan primer yang berhubungan erat dengan substansi kehidupan, misteri alam dan hati nurani yang paling dalam. Keyakinan terhadap agama timbul dari kebutuhan untuk mengetahui dirinya dan hakikat eksistensi alam semesta dan sekitarnya, yang sering melahirkan pertanyaan-pertanyaan pada diri siapapun yang bernama manusia.
Guna mencermati jati diri manusia termasuk mahasiswa muslim ada 3 pilar pikiran yang perlu jadi perhatian utama yaitu.
1. Ad Dien (Agama)
Ad Dien (Agama) adalah suatu sistem niali yang diakui dan diyakini kebenarannya dan merupakan jalan menuju keselamatan hidup. Jika dilihat dari hakekat eksternal, Ad Dien merupakan kumpulan hukum/ketentuan-ketentuan idealis yang mendiskripsikan sifat-sifat kekuatan illahiah dan kemampuan kaidah praktis yang menggariskan cara beribadah kepada Nya.
Islam berasal dari kata aslama, yuslimu yang berarti berserah diri, tunduk dan damai. Islam dalam arti terminologi berarti agama yang ajaran-ajarannya diberikan Allah kepada manusia melalui para utusan-Nya (Rasul-rasul) untuk keselamatan hidup manusia. Dalam Al-Qur`an jelas dikatakan bahwa agama Allah adalah Islam yang telah diutus melalui para Rasul sebagaimana firman-Nya (QS Ali Imran/3:19-20).
Sesungguhnya Ad-Dien itu merupakan ibadah dan konsekuensi ibadah manusia hanya kepada Allah. Komprehensifitas arti ibadah dalam Islam sangat berpengaruh dalam diri dan kehidupan manusia. Oleh karena itu manusia harus senantiasa bisa menjadi muslim, mukmin, muksin dan menuju mutakin. Disisi lain manusia harus memposisikan dirinya sebagai Abdullah dan Allah sebagai pencipta sebagaimana firman Allah (QS-Adz-Dzariyat/51:56)
2. AL INSAN
Kata insan (manusia) sebagai julukan manusia di dalam Al-Qur`an selalu dikaitkan dengan kegiatan yang disadari dan dikaitkan dengan kapasitas akalnya serta aktualitas dalam kehidupannya secara konkret yaitu; perencanaan, tindakan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya. Dalam konteks Al insamiah terdapat makna ruhaniah dan jasmaniah. Dalam makna ruhaniah manusia sebagai modal dasar kehidupan didunia. Ketiga potensi tersebut adalah: akal (QS-Al Baqarah/2:264) Hati (QS Al Isra`/17:36) dan Jasad (QS At-Tiin/95:4).
Akal dan hati dapat diartikan sebagai potensi intelegensia yang berfungsi sebagai filter yang menyeleksi secara nalar tentang baik dan buruk yang disebabkan oleh dorongan nhafsu.
Nafsu merupakan tenaga potensial untuk mendorong berbuat atau bertindak kreatif dan dinamis dan berkembang menjadi dua arah yang berbuat baik atau buruk (QS. Asy Syams 91:8).
Ketiga potensi dasar tersebut harus dimiliki secara seimbang karena akan membentuk struktur ruhaniah dalam diri manusiayang kemudian akan mencapai kekhalifahan. Khalifah berati wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan atas mandat Allah untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Untuk mencapai kekhalifahan, manusia dibekali dengan berbagai perangkat yang bersifat potensial yaitu fitrah (kecerdasan ke arah kebenaran dan kebaikan, kecenderungan ke arah agama sebagaimana firman Allah (QS. Al Baqarah 2:30). Fitrah erupakan bahan dasar yang bersifat membawa manusia ke arah derajat kemuliaan yang tinggi yaitu derajat keinsanan.
3. Al Ilmu
Sehubungan dengan peranan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi, manusia diperintahkan untuk mencari kebahagiaan dunia dan akhirat (QS. Al Qashash (28:77). Petunjuk ini membaawa kepada satu kesimpulan bahwa sebagai hamba Allah yang diciptakan untuk hidup di bumi, manusia harus menguasai ilmu keakhiratan dan ilmu keduniaan yang diperlukan. Untuk penguasaan ilmu yang baik dan benar diperlukan suatu metode ilmiahdengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Rasional
b. Kritis
c. Obyektif
d. Inovatif
Dengan bimbingan Al Qur’an manusia diarahkan agar mengembangkan iptek dan mejadi ilmuwan muslim.
0 Responses to “ISLAM”:
Posting Komentar